pengembangan bahan ajar
PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR
MAKALAH
OLEH
SITTI
KHADIJAH UMAR
NIM : 2015210401
PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
FLORES
ENDE
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut Nama
ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Penulis panjatkan
Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan inayahnya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah penelitian tentang ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TIK.
Makalah ini telah penulis
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yaitu ibu Rusmina sebagai salah satu pedagang kaki lima sayur
mayor dan koperasi kredit Rojaya, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengelaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ENDE, OKTOBER 2017
SITTI
KHADIJAH UMAR
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG............................................................................................... 1
1.2 RUMUSANMASALAH........................................................................................... 1
1.3 TUJUANPENELITIAN............................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 APA PENGERTIAN BAHAN AJAR..................................................................... 3
2.2 BAGAIMANA
PRINSIP-PRINSIPPEMILIHAN BAHAN AJAR...................... 6
2.3 APA SAJA JENIS-JENIS BAHAN
AJAR............................................................. 8
2.4 BAGAIMANA MENENTUKAN
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BAHAN
AJAR........................................................................................................................ 10
2.5 BAGAIMANA MENETUKAN CAKUPAN
URUTAN BAHAN AJAR............ 12
2.6 BAGAIMANA MENENTUKAN SUMBER
BELAJAR...................................... 14
2.7 BAGAIMANA PENERAPAN STRATEGI
DALAM MEMANFAATKAN BAHAN
AJAR........................................................................................................................ 14
2.8 BAGAIMANA MENETUKAN MATERI PRASYARAT DAN
PERBAIKAN DAN
PENGAYAAN......................................................................................................... 14
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................... 15
3.2 SARAN.................................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran
yang tepat dalam rangka membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar
hanya dituliskan dalam garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas
guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang
lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan
masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya
ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam
membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah
dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun
aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini
kami memaparkan:
1. Apa Pengertian Bahan Ajar?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
4. Bagaimana menentukan langkah-langkah pembuatan bahan
ajar ?
5. Bagaimana menentukan cakupan urutan bahan ajar ?
6. Bagaimana menentukan sumber belajar ?
7. Bagaimana penerapan Strategi Dalam Memanfaatkan Bahan
Ajar ?
8. Bagaimana menentukan Materi prasyarat dan perbaikan,
dan pengayaan?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengkaji lebih dalam mengenai bahan ajar. Dengan kajian ini diharapkan
mahasiswa sebagai calon pendidik mampu melakukan pengembangan bahan ajar sesuai
dengan spesifikasi mata pelajaran yang diasuhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training).
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar.Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai
B.
Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
1.
prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2.
Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam
3.
Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
C. Jenis-Jenis Bahan Ajar
1.
Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan
cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/market.
2.
Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3.
.Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti
video campact disk, filem.
4.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material). Seperti CAI (Computer Assistented Instruction), Copack Disk (CD)
multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis we (Web based
learning materials).
D.
Langkah-Langkah Pemilihan Bahan
Ajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui
kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti
bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak
dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan
ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar (Ghafur, 1986).
Secara garis besar
langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasikan
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya (Ghafur, 1987).
2. Identifikasi jenis-jenis
materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis
aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi
jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987).
3.
Memilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi
jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan
dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa .
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan system evaluasi atau penilaian yang
berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk
menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan
mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi
dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta,
konse, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik. Berikut adalah
pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran:
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu
peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah “fakta” .
a)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa kemampuan untu menyatakan suatu definisi,
menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa
contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah “konsep” .
b) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau
jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “prosedur”
.
c)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau
menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti
materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
d)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar
pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau tidak indah? Jika
jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek
afektif, sikap, atau nilai
e) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.
E. Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar
a.
Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep,
prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu
diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan
materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan
(adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak,
terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
b.
Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat
(prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan
mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum
dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan
belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan
prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi
pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai
dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah
menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan
pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah
ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
F.
Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai
dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita
gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
a. Buku teks yang
diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar
dapat diperoleh wawasan yang luas,
b. Laporan hasil
penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir,
c. Jurnal
penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya,
d. Pakar atau ahli bidang
studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai
konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,
urutan, dsb.,
e. Profesional
yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan
misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan,
f. Buku kurikulum
penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum
itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.
Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok
materi.
g. Penerbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran,
h. Internet yang
yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran
harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan
tersebut dapat dicetak atau dikopi,
i. Berbagai
jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi, dan.
j.
Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi,
buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya,
tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya
sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada
setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku
teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang
relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah
menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu,
hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk
mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
G.
Strategi Dalam Memanfaatkan Bahan Ajar
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi,
yaitu:
a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
2.
Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian
secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3.
Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran
termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
4.
Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi
berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa
paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan
konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes,
5.
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran
jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
6.
Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa
dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau
hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah
mengerjakan suatu tugas secara urut.
b.
Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau
dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau
berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi
pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1.
Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal
verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran
yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama
tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen
suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus
dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau
kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti,
misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides,
dsb.
2.
Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau
dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran
siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu,
penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan.
Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada
kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau
dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau
sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan
mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4.
Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan
memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih
menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih
melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.
H.
Materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat
beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal
pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai
materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan
psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa
harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah
memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite
test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat,
maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan
(matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam
menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan
dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan
(remedial).
Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi
banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial
perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu
siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus
menyediakan bahan pengayaan (enrichment).
Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Proses belajar yang efektif adalah proses pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam rencana
pembelajaran. Prosesnya tersebut adalah menjalakan serangkaian
komponen-komponen pembelajaran dari mulai tujuan,materi, metode, dan evaluasi.
Proses pembelajaran adalah proses mengkondisikan dimana siswa dapat belajar
dan memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Pengalaman belajar berhubungan
dengan materi yang akan disampaikan. Dengan demikian untuk memperoleh
pengalaman belajar tersebut, maka seorang tenaga pendidik perlu merancang bahan
pembelajaran yang efektif agar siswa memiliki pengalaman belajar yang
diharapkan.
Bahan pembelajaran apapun yang dibuat oleh tenaga pendidik, tentu bahan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dalam rangka pencapaian
kopetensi yang diinginkan
B.
SARAN
Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para
mahasiswa serta guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang
diajarkan itu masih diingat kelak oleh subjek belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Rinneka Cipta. Jakarta.
Hidayati, 2009. Pengembangan modul pembelajaran kimia SMA/MA Kelas x
semester 1 pada pokok bahasan ikatan kimia Model learning cycle 5-e sebagai
penunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan. Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Akhmad Sudrajat. Let’s talk About Education. Pengembangan bahan Ajar.
Depdiknas. 2006. Pedoman pemilihan bahan ajar.
Muhaimin dkk, 2009. Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Raja wali press. Jakarta.
Muhaimin dkk, 2009. Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Raja wali press. Jakarta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
http://momoydandelion.blogspot.com/2011/07/langkah-memilih-dan-menentukan-bahan.html (diakses pada hari minggu tanggal 27 Oktober 2013 pukul 18:40 WIB)
Diposting ole
Komentar
Posting Komentar